DAMPAK
EKONOMI INDONESIA AKIBAT PENYELANGGARAAN MISS WORLD
Apakah yang terlintas
dipikiran anda begitu mendengar kata Miss World? Wanita? Cantik? Bikini? Seksi?
Pintar? Ya jelas itu yang terlintas dalam pikiran semua orang.
Kata
Miss World tentu sudah tak asing lagi. Seperti yang kita ketahui, Miss world
adalah kontes kecantikan taraf Internasional yang diprakarsai oleh Eric Morley
pada tahun 1951. Dari tahun ke tahun Miss World diselenggarakan diberbagai
negara pilihan. Dan pada tahun 2013 ini, tepatnya bulan September Indonesia
menjadi tuan rumah dari perhelatan bergengsi ini.
Seperti
tahun-tahun sebelumnya, lagi dan lagi kontes ini mengundang pro dan kontra dari
berbagai kalangan. Penolakan terhadap Miss World datang dari berbagai ormas
islam, seperti FPI, Muhammadiyah, NU, FUI, HTI dan juga MUI. Menurut mereka,
sebagai negara islam Indonesia seharusnya tidak mengikuti kontes ini, apalagi
sampai menyediakan tempat untuk kontes yang terkenal dengan kontes bikini ini.
Meski
menerima banyak kecaman dan penolakan dari berbagai masyarakat, pihak promotor
dan pemerintah bersih keras tetap menerimah Indonesia sebagai tuan rumah
khususnya Bali. Banyak alasan yang dilakukan untuk pembelaan. Mulai dengan
alasan digantinya pakaian seksi (bikini) menjadi sarung Bali, sampai kealasan
ekonomi. Dalam segi ekonomi, pemerintah beranggapan bahwa ajang ini punya arti
tersendiri bagi Indonesia. Melalui ajang ini, diharapkan Indonesia khususnya
Bali akan dikenal dunia, ragam budaya dan pariwisata yang menjadi daya tarik Indonesia
menjadi alasan kuat panitia dan pemerintah.
Konon
katanya, perhelatan ini akan menambah sumber devisa negara karena setiap
kontestan yang datang pasti tidak datang dengan sendiri. Mereka pasti membawa
keluarga atau chaperonya masing-masing. Dengan waktu yang lumayan lama yakni
sebulan, maka ini adalah devisa langsung. Hhhmm
Masuk akal sihh.. Tapi benarkah demikian???
Siti
Nafidah, ketua MHT 1 Jawa Barat mengungkapkan, bahwa untuk promosi pariwisata
Indonesia keseluruh dunia terkesan mengada-ngada. Memang benar nama Indonesia
akan disebut-sebut dalam pemberitaan dunia dan pada tanggal 28 September silam
banyak mata yang tertuju ke Indonesia. Namun, itu tak menjadi jaminan bahwa
dengan iklan gratis tersebut serta merta membuat masyarakat dunia ingin berbondong-bondong
datang melancong ke Indonesia dan mengahabiskan uang mereka di Indonesia.
*****
Indonesia
memanglah negara berkembang yang masih mempunyai segudang permasalahan dalam
negeri, salah satunya adalah masalah ekonomi. Sekalipun ajang Miss World mampu mendombrak
dunia pariwisata, tapi tetap saja tak akan mampu mengurangi permasalahan
kemiskinan dinegeri tercinta ini. Ya tentu saja, hasil dari Miss World ini
lagi-lagi haya mengisi kantong para kapitalis saja, baik itu panitia maupun
para sponsor. Sangat jauh sekali jika dikatakan Miss World mampu mengurangi
permasalahan ekonomi Indonesia, sekalipun pemasukan negara kita menigkat akibat
ajang Miss World. Namun, keuntungan tersebut hanya menambah sumber devisa para
kapitalis, pemerintah pusat ataupun daerah dan sama sekali bukan untuk rakyat.
Dengan kata lain, keuntungan tersebut hanya masuk kedalam kas negara dan itupun
tidak sebanding dengan masalah kemiskinan yang ada di Indonesia.
Sekarang
perhelatan bergengsi itu telah berlalu dan sukses diselenggarakan di Indonesia.
Namun, adakah dampak positif ekonomi yang kita dapat? Mungkin ada. Apakah
rakyat merasakannya? Entahlah.. Kita sebagai orang lemah tidak bisa apa-apa..
Seperti yang dikatakan wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau
yang sering dikenal Ahok “Orang miskin jangan melawan orang kaya. Orang kaya
jangan melawan Pejabat” yang artinya orang kaya saja tidak bisa lawan pejabat
apalagi masyarakat biasa. Jadi kalau mau melawan pejabat yahh jadi pejabat dulu
atau kalau enggak kita lebih baik diam.
Sekian....
Sumber: kompasiana.com,
okezone.com, merdeka.com, kapanlagi.com
0 komentar:
Posting Komentar