Minggu, 20 Oktober 2013

KERJASAMA EKONOMI ASIA PASIFIK 2015

Diposting oleh Taty saeng G di 15.52
Indonesia menjadi tuan rumah APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) pada 2013 ini yang di selenggarakan di Nusa Dua Bali. Salah satu kegiatan utama APEC adalah KTT ke-21 APEC sukses materi dan penyelenggaraan dari segi materi atau substansi pembicaraan harus menghasilkan sesuatu utuk membantu pemulihan ekonomi global.
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan forum kerja sama ekonomi Lingkar Pasifik yang didirikan di Canberra, Australia pada 1989. APEC saat ini beranggotakan 21 Ekonomi, yaitu: Australia, Brunei Darussalam, Kanada, ChiIi, China, Hong Kong-China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Filipina, Papua New Guinea, Rusia, Singapura, Thailand, China Taipei, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Sebagai pemimpin dan tuan rumah APEC 2013, Indonesia akan menjadikan kesempatan ini sebagai langkah untuk memajukan peran aktif Indonesia dalam memajukan ekonomi regional, mendorong investasi infrastruktur, membantu dan memastikan bahwa perdagangan internasional tetap terbuka bagi ekspor Indonesia, memperkuat kesiapsiagaan bencana, memperkuat peran UKM dan wanita dalam kegiatan ekonomi, serta mengutamakan isu kelautan di APEC. Tidak hanya itu saja, kesempatan ini juga digunakan Indonesia sebagai media ampuh untuk mempromosikan potensi pariwisata, kebudayaan daerah dan nasional.
Sebelum menuju Konferensi Tingkat Tinggi 2013 mendatang rencananya akan ada 44 pertemuan dari 26 sub-fora dan komite APEC diantara pertemuan tersebut. Indonesia juga akan menjadi tuang rumah untuk kegiatan pertemuan-pertemuan Anti-Corruption and Transparency Working Group(ACTWG), Policy Partnership on Food Security (PPFS), dan Counter-Terrorism Task Force (CTTF) yang akan berlansung selama tahun 2013 ini. Untuk mengawali tombak kepemimpinan Indonesia pada 25 Januari hingga 7 Februari 2013 lalu, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan First Senior Officials Meeting (SOM 1).
Saat ini upaya untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 yang memungkinkan arus barang, modal dan jasa antara negara ASEAN tidak ada lagi hambatan tetap pada jalurnya, namun memang masih menghadapi permasalahan dalam bidang jasa.

"Tidak melambat," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi disela mengikuti Pertemuan Menteri-menteri Ekonomi ASEAN (AEMM) ke-45 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Rabu.
Sebelumnya, dalam pernyataan bersama AEMM, para menteri menyoroti hanya ada kemajuan kecil dalam menerapkan cetak biru MEA.
Bayu mengatakan, saat ini pencapaian cetak biru dari total negara-negara ASEAN mencapai sekitar 80 persen, sementara itu Indonesia sudah mencapai 83 persen. "Artinya yang kita alami saat ini sudah 83 persen dari kondisi nanti tahun 2015 saat MEA diterapkan," katanya.
Bayu mengatakan, kondisi aturan tarif dan arus barang saat ini sudah hampir sama dengan jika MEA diterapkan pada 2015. Bahkan untuk industri tekstil dan otomotif, katanya, para pengusaha mengatakan kondisi saat ini tidak akan berbeda jika MEA diterapkan pada 2015 karena aturan tarif dan arus berbeda akan sama saja.
Namun, Bayu mengakui masih ada permasalahan di sektor jasa. "Banyak yang perlu dipersiapkan," katanya. Permasalahan dalam sektor jasa antara lain standarisasi, angkutan, jasa profesi, angkutan, dan logistik. Sementara jasa pembiayaan sudah tidak ada masalah.
Dalam masalah jasa ini, kata Bayu, memang ada dinamika karena ada perbedaan di antara negara anggot ASEAN. "Ini tantangan bagi ASEAN. Kita berusaha keras selaikan perbedaan," katanya. Oleh sebab itu, katanya, pelaksanaan MEA tidak akan mundur.
Sebelumnya Mendag Gita Wirjawan yang hadir pada hari pertama AEM dan memimpin delegasi Indonesia mengatakan pada AEMM para Menteri Ekonomi ASEAN memastikan adanya upaya untuk medorong fasilitasi perdagangan, termasuk mengurangi hambatan-hambatan perdagangan yang selama ini menjadi kendala bagi pengusaha ASEAN.

Ia mengatakan perdagangan barang intra-ASEAN harus terus ditingkatkan agar integrasi ASEAN benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh pengusaha Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Taty Harlini Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos