BANJIR JAKARTA SEBELUM DAN
SESUDAH JOKOWI
Jakarta banjir.!
Hal tersebut mungkin sudah tak
asing lagi didengar, bahkan bagi penduduk Jakarta banjir seolah menjadi tradisi
setiap tahunnya. Emang aneh sihh melihat Jakarta adalah ibukota negara kita
tiap tahun harus menerima banjir kiriman dari Bogor, tapi ini lah kenyataannya.
Setiap kali titik air bendungan katulampa Bogor berstatus siaga, saat itu juga
warga Jakarta harus waspada dan siaga jika sewaktu-waktu banjir datang mereka
sudah dalam keadaan aman.
Dari tahun ke tahun berbagai upaya telah dilakukan oleh
Pemerintah DKI Jakarta. Dari pembangunan BKT, pembenahan waduk sampai ke
pembenahan gorong-gorong dijalan raya. Tak heran emang jika Jakarta kerap
didatangi banjir mengingat penduduk kota Jakarta sangat tak peduli akan
lingkungan tempat tinggalnya. Bisa dilihat hampir di semua kali yang ada di
Jakarta tertimbun sampah. Jadi, banjir di Jakarta tak boleh disalahkan penuh
pada pemimpinnya akan tetapi seluruh warga Jakarta ikut andil didalamnya.
Diawal tahun 2014 ini, Jakarta kembali lagi didatangi
banjir. Hujan yang mengguyur kota Jakarta dan sekitarnya kembali menjadi saksi
rintihan para pengungsi yang tak bisa berbuat apa-apa, kecuali hanya bisa
pasrah dan meminta pertolongan. Banjir kali ini juga menjadi banjir perdana
dalam masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dan
wakilnya Basuki Purnama Ahok alias Ahok. Gubernur dan wakil gubernur yang
sedang naik daun ini menjadi tempat mengadunya para korban banjir. Dan tak
heran juga, pasangan ini telah banyak memberikan dan selalu berupaya melakukan
yang terbaik bagi kota Jakarta. Sangat erotis emang jika dibandingkan dengan
pemimpin-pemimpin sebelumnya, segala keluh kesah warga ditampung dan dijawab
melalui pelaksanaan bukan dengan kata-kata. Dan itu terbukti !
Titik banjir kali ini yaitu pada masa kepemimpinan Jokowi
diklaim lebih sedikit daripada masa pemerintahan Foke. Titik dizaman Foke
awalnya 78, setelah ada BKT turun menjadi 62. Sedangkan pada masa Jokowi
separuh dari titik banjir masa Foke, yaitu 45 awalnya, dan sekarang turun
menjadi 35 titik. Kabid BPBD DKI mengakatakan, genangan yang ada dikawasan
Pluit juga jauh berkurang setelah program normalisasi waduk dilakukan oleh
Jokowi. Begitu juga pada titik banjir dijalan Sudirman-Thamrin sudah tidak
terdampar banjir pada musim ini.
Menghilangkan banjir dari Jakarta bukanlah pekerjaan yang
gampang, butuh waktu dan kerjasama semua warganya. Mengingat geografis sebagian
besar wilayahnya berada dibawah permukaan air laut dan dialiri 13 sungai. Untuk
menanggulangi banjir di Jakarta yang dibutuhkan adalah kewaspadaan masyarakat.
Siapa pun gubernurnya akan sangat sulit mengatasi banjir. Dengan kata lain,
warga harus bisa hidup harmonis dengan ancaman bencana. Saat musim hujan jangan
panik, siapkan langkah-langkah evakuasi ketempat aman.
Seberapa bagus atau efektifnya
cara atau sistem, tidak akan berjalan lancar jika masyarakat tidak menjalankan
sistem tersebut dan masyarakat sendiri yang memicu terjadinya banjir, maka akan
butuh waktu yang panjang agar masalah banjir terselesaikan.
0 komentar:
Posting Komentar